Minggu, 14 September 2008
MY SOUL
Ketika kita sendirian, kita merasakan ada diri kita yang lain, yang berada jauh di dalam tubuh kita. Ya! Itulah jiwa. Apa sih, sebetulnya jiwa itu? Dalam bahasa Arab, jiwa itu disebut nafs, sedangkan dalam bahasa Latin ataupun Yunani, jiwa disebut anima atau psyche. Makanya, ilmu yang mempelajari kejiwaan disebut psychology atau psikologi.
Orang yang bisa mengenal JIWAnya, maka dia akan mengenal TUHANnya.
TAHUKAH KAMU?
Jika tidak dijaga, jiwa kita akan seperti anjing lapar. Sekali diberi daging, dia akan menuntut lebih banyak dan akan sulit menghentikannya. Sekali kita mengikuti kemauan hawa nafsu, maka kita akan sulit mengendalikannya. Percaya, deh! Jiwa ini sering disebut nafs ammarah bissu', yaitu jiwa yg selalu memerintahkan pada keburukan. Ia menggoda kita untuk bersikap serakah, ingin dipuji, sombong, dan sikap tidak baik lainnya.
Jika kamu sudah tidak bisa mengendalikan jiwa yg liar itu, mintalah pertolongan kepada pemilik-Nya. Siapakah Dia? Ya, ALLAH SWT. Jika kita betul-betul menyerahkan jiwa, nafs ammarah bissu', sedikit demi sedikit akan digeser oleh nafs lawwamah.
Nafs lawwamah ini akan membuat jiwa kita peka terhadap rasa bersalah, penyesalan, dan keengganan berbuat tidak baik.
Jika kamu rajin menjinakkan jiwamu, lama-kelamaan jiwamu menjadi bersih. Jiwa yg bersih itu disebut nafsul muthmainnah, jiwa yang tenang. Maka, bersiaplah disambut oleh Allah, seperti yg tercantum dalam Al Qur'an.
"Hai, jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka, masuklah ke kalangan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu." (QS Al-Fajr: 27-30)
Berikut ada beberapa resep dari Imam Al-Ghazali utk mengendalikan jiwamu....
Pertama, UZLAH!!! Artinya, hidup menyendiri. Dahulu, para nabi atau sufi hidup di tempat yang sepi - jauh dari keramaian. Tetapi, menurut sebagian ulama, sekarang caranya berbeda. Beruzlah pada zaman sekarang bukan berarti pergi ke hutan yg sepi, melainkan kita harus mengasingkan diri dari lingkungan yg akan merusak kita. Memilih lingkungan yg baik akan membuat jiwa kita tenang.
Kedua, JAGA LIDAH!!! Bicaralah yang baik atau diam. Selama yg kita ucapkan harus kita pertimbangkan dengan matang. Orang bijak bilang,"Lidah seorang bijak terletak di bawah hatinya. Jika ucapannya selaras dengan hatinya, dia akan berbicara. Jika tidak, dia akan diam. Sebaliknya, hati orang yg bodoh berada di ujung lidahnya." Kadang-kadang lidah menjadi juru bicara nafsu kita jika kita tidak mengendalikannya. Misalnya, mengumpat, membicarakan orang, menghina, membentak, atau berbohong. Semua perbuatan itu akan membuat jiwa kita semakin liar.
Ketiga, RAJIN-RAJIN PUASA!!! Perut kita adalah markas besar hawa nafsu. Banyak orang yg merampok gara-gara perut. Atau, kita malas salat gara-gara perut kita terlalu penuh. Jika sudah bisa mengendalikan dorongan perut, pasti kita dapat menundukkan jiwa. Selain puasa Ramadhan, cobalah biasakan puasa Senin-Kamis, atau puasa sunnah lainnya. Dijamin manjur!
Keempat, KURANGI TIDUR!!! Imam Al-Ghazali mengatakan,"Tidur melebihi kebutuhan itu bisa mengeraskan hati dan mematikan hati." Kadang-kadang, kita suka tidur bukan karena kebutuhan, melainkan karena kemalasan. Jika kemalasan yg datang, itu berasal dari hawa nafsu. Dan, kamu harus melawannya. Sayang, dong, hidup yg berharga ini hanya dilewatkan dengan tidur. Menurut suatu riwayat, para sufi zaman dahulu menghabiskan semua waktunya untuk beribadah. Konon, Shay Al-Kiramani, sufi yg hidup pada abad ke-9 M, tidak pernah tidur hingga 40 tahun! (gile bener deh nich orang...jadi ingat ama Gaara)
Orang yang bisa mengenal JIWAnya, maka dia akan mengenal TUHANnya.
TAHUKAH KAMU?
Jika tidak dijaga, jiwa kita akan seperti anjing lapar. Sekali diberi daging, dia akan menuntut lebih banyak dan akan sulit menghentikannya. Sekali kita mengikuti kemauan hawa nafsu, maka kita akan sulit mengendalikannya. Percaya, deh! Jiwa ini sering disebut nafs ammarah bissu', yaitu jiwa yg selalu memerintahkan pada keburukan. Ia menggoda kita untuk bersikap serakah, ingin dipuji, sombong, dan sikap tidak baik lainnya.
Jika kamu sudah tidak bisa mengendalikan jiwa yg liar itu, mintalah pertolongan kepada pemilik-Nya. Siapakah Dia? Ya, ALLAH SWT. Jika kita betul-betul menyerahkan jiwa, nafs ammarah bissu', sedikit demi sedikit akan digeser oleh nafs lawwamah.
Nafs lawwamah ini akan membuat jiwa kita peka terhadap rasa bersalah, penyesalan, dan keengganan berbuat tidak baik.
Jika kamu rajin menjinakkan jiwamu, lama-kelamaan jiwamu menjadi bersih. Jiwa yg bersih itu disebut nafsul muthmainnah, jiwa yang tenang. Maka, bersiaplah disambut oleh Allah, seperti yg tercantum dalam Al Qur'an.
"Hai, jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka, masuklah ke kalangan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu." (QS Al-Fajr: 27-30)
Berikut ada beberapa resep dari Imam Al-Ghazali utk mengendalikan jiwamu....
Pertama, UZLAH!!! Artinya, hidup menyendiri. Dahulu, para nabi atau sufi hidup di tempat yang sepi - jauh dari keramaian. Tetapi, menurut sebagian ulama, sekarang caranya berbeda. Beruzlah pada zaman sekarang bukan berarti pergi ke hutan yg sepi, melainkan kita harus mengasingkan diri dari lingkungan yg akan merusak kita. Memilih lingkungan yg baik akan membuat jiwa kita tenang.
Kedua, JAGA LIDAH!!! Bicaralah yang baik atau diam. Selama yg kita ucapkan harus kita pertimbangkan dengan matang. Orang bijak bilang,"Lidah seorang bijak terletak di bawah hatinya. Jika ucapannya selaras dengan hatinya, dia akan berbicara. Jika tidak, dia akan diam. Sebaliknya, hati orang yg bodoh berada di ujung lidahnya." Kadang-kadang lidah menjadi juru bicara nafsu kita jika kita tidak mengendalikannya. Misalnya, mengumpat, membicarakan orang, menghina, membentak, atau berbohong. Semua perbuatan itu akan membuat jiwa kita semakin liar.
Ketiga, RAJIN-RAJIN PUASA!!! Perut kita adalah markas besar hawa nafsu. Banyak orang yg merampok gara-gara perut. Atau, kita malas salat gara-gara perut kita terlalu penuh. Jika sudah bisa mengendalikan dorongan perut, pasti kita dapat menundukkan jiwa. Selain puasa Ramadhan, cobalah biasakan puasa Senin-Kamis, atau puasa sunnah lainnya. Dijamin manjur!
Keempat, KURANGI TIDUR!!! Imam Al-Ghazali mengatakan,"Tidur melebihi kebutuhan itu bisa mengeraskan hati dan mematikan hati." Kadang-kadang, kita suka tidur bukan karena kebutuhan, melainkan karena kemalasan. Jika kemalasan yg datang, itu berasal dari hawa nafsu. Dan, kamu harus melawannya. Sayang, dong, hidup yg berharga ini hanya dilewatkan dengan tidur. Menurut suatu riwayat, para sufi zaman dahulu menghabiskan semua waktunya untuk beribadah. Konon, Shay Al-Kiramani, sufi yg hidup pada abad ke-9 M, tidak pernah tidur hingga 40 tahun! (gile bener deh nich orang...jadi ingat ama Gaara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar